Cerita Rakyat asal Jawa Barat berikut berjudul Sangkuriang dikutip dari Sangkuriang Seri Cerita Rakyat Nusantara, penerbit JP Books (2012).
Site: https://theultimatejournal.com/
Setelah tinggal di istana bertahun-tahun, Dayang Sumbi memutuskan hidup menjadi pertapa di tengah hutan. Ia ditemani anjing bernama Tumang.
Tumang adalah pangeran dari Kayangan yang dikutuk menjadi anjing. Untuk mengisi waktu luang, Putri Kerajaan Parahyangan berwajah cantik itu menenun kain. Ketika sedang asyik menenun, tiba-tiba alat pintal benangnya terjatuh. Karena malas mengambil, Dayang Sumbi berkata, “Siapa yang mau mengambilkan alat pintalku, jika ia perempuan akan kujadikan adikku. Jika ia laki-laki, kujadikan suamiku!”
Si Tumang mendengar perkataan Dayang Sumbi. Segera diambilkannya alat pintal itu. Betapa terkejutnya Dayang Sumbi setelah mengetahui yang menyerahkan alat itu adalah anjingnya. Tapi ia tidak dapat mengelak dari janjinya hingga mau tidak mau menikah dengan Si Tumang.
Setelah mendapat tawaran untuk menikah, Tumang dapat berubah wujud menjadi manusia. Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai anak lelaki berwajah tampan dan diberi nama Sangkuriang.
Suatu hari Dayang Sumbi ingin sekali makan hati rusa. disuruhnya Sangkuriang mencarikannya. Ditemani Si Tumang, Sangkuriang berburu ke hutan. Seharian ia berjalan, tak juga menemukan rusa. Karena putus asa dipanahnya Si Tumang dan diambilnya hatinya.
Ia tidak tahu kalau anjing itu ayahnya. Sampai di rumah diserahkannya hati itu pada ibunya. Dayang Sumbi langsung memasak dan memakannya. Setelah itu ia bertanya, di mana Tumang? Sangkuriang menjelaskan bahwa yang dimakan ibunya itu adalah hati Si Tumang. Betapa marahnya Dayang Sumbi. Ia memukul kepala Sangkuriang hingga terluka.
Dengan perasaan sedih Sangkuriang pergi meninggalkan ibunya. Bertahun-tahun ia mengembara berusaha melupakan kemarahan ibunya dengan menimba berbagai ilmu kesaktian.
Hingga suatu hari bertemulah ia dengan wanita cantik di tepi telaga. Wanita itu tidak lain ibunya sendiri yang oleh dewa dikaruniai wajah awet muda. Mereka sama-sama jatuh cinta dan ingin menikah.
Tapi ketika memeriksa kepala Sangkuriang, betapa terkejutnya Dayang Sumbi. Ia mengenali bekas luka itu. “Kau adalah anakku, dan aku ibumu. Tak mungkin kita menikah.” Kata Dayang Sumbi. Sangkuriang tak percaya. Ia tetap ingin mengawini wanita itu karena terlanjut jatuh cinta.
Untuk membatalkan niat Sangkuriang, Dayang Sumbi meminta syarat. Ia mau dinikahi asal Sangkuriang mampu membuatkan telaga besar dan perahu di atas bukit dalam waktu semalam.
Lewat kesaktiannya dan dibantu ribuan jin, Sangkuriang memenuhi permintaan itu. Dayang Sumbi pun semalaman berdoa kepada dewa agar membatalkan niat Sangkuriang.
Doanya dikabulkan, matahari terbit lebih cepat dari biasanya hingga menggagalkan pekerjaan Sangkuriang. Karena tidak berhasil menikahi Dayang Sumbi, dengan kesal Sangkuriang menendang perahu buatannya. Perahu itu terbalik dan menutup telaga yang belum selesai lalu berubah menjadi gunung besar yang kini dikenal sebagai Tangkuban Perahu.